Beranda | Artikel
Nikmat Petunjuk
Rabu, 31 Desember 2014

xky3x2

 

Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah.

Amma ba’du.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, petunjuk adalah perkara yang sangat dibutuhkan oleh seorang hamba. Oleh sebab itulah kita diperintahkan untuk berdoa kepada Allah setiap hari dalam setiap raka’at sholat meminta hidayah ‘ihdinash shirathal mustaqim’ (Ya Allah, tunjukilah kami jalan yang lurus) (Al-Fatihah).

Hidayah atau petunjuk adalah bimbingan dan arahan yang menuntun seorang hamba kepada kebaikan dan kemaslahatan hidupnya. Hidayah berupa ilmu dan amalan. Hidayah agar mengenal Islam dan berpegang teguh dengannya, serta hidayah untuk memahami rincian ajaran-ajaran agama dan komitmen kuat untuk melaksanakannya.

Hidup tanpa hidayah adalah ibarat hidup tanpa cahaya, tanpa udara, dan tanpa air; bahkan tanpa ruh di dalam jasad kita. Allah menggambarkan kepada kita bahwa orang-orang kafir adalah orang-orang yang telah tercabut hidayah dari lubuk hatinya. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang kafir itu, sama saja bagi mereka; apakah kamu berikan peringatan atau tidak maka mereka tidak mau beriman…” (Al-Baqarah)

Manusia yang menolak hidayah sama artinya dengan menjatuhkan diri ke dalam jurang neraka. Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menentang rasul setelah jelas baginya hidayah, dan dia mengikuti selain jalan orang-orang beriman, maka Kami akan membiarkan dia berada dalam kesesatan yang dia pilih, dan Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam; dan sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisaa’ :115)

Betapa menyakitkan dan menyedihkan, keadaan manusia yang rela membuang hidayah dan menyingkirkan hidayah yang agung itu dari dalam hidupnya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit dan kelak Kami akan mengumpulkan dia dalam keadaan buta. Dia berkata; ‘Wahai Rabbku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku bisa melihat.’ Allah menjawab, ‘Demikian itulah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami lantas kamu justru melupakannya, maka pada hari ini kamu pun dilupakan.” (Thaha : 124)

Meskipun demikian, pada kenyataannya tidak sedikit orang yang dengan sukarela mencabut hidayah dan menghalang-halangi hidayah masuk ke dalam kehidupannya. Mereka tuli, bisu, dan buta terhadap kebenaran. Mereka rela menjual agama dan ketaatan demi mencicipi ceceran dunia yang fana. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah dalam melakukan amal-amal sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti potongan malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seorang masih beriman namun di sore hari menjadi kafir, atau sore hari beriman lalu keesokan harinya kafir. Dia menjual agamanya demi kesenangan dunia.” (HR. Muslim)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, hidayah yang Allah berikan kepada umat manusia amatlah sangat berharga, jauh lebih berharga daripada dunia dan seisinya. Dengan sebab hidayah itulah seorang hamba akan masuk ke dalam surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang pun diantara umat ini yang mendengar kenabianku, apakah dia Yahudi atau Nasrani, lantas dia meninggal dalam keadaan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa melainkan dia termasuk golongan penghuni neraka.” (HR. Muslim)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidaklah bermanfaat bagi mereka harta dan anak-anak mereka untuk menyelamatkan diri dari hukuman Allah sedikit pun. Dan mereka itulah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (Ali ‘Imran : 116)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang kafir itu seandainya mereka memiliki segala sesuatu yang ada di bumi ini dan yang semisalnya bersama itu untuk menebus azab Allah pada hari kiamat nanti, maka tidak akan diterima dari mereka, dan bagi mereka azab yang sangat pedih.” (Al-Ma’idah : 36)

Dari sinilah, maka kita akan mengetahui letak pentingnya hidayah dan besarnya kebutuhan umat manusia kepada hidayah. Hidayah yang telah memuliakan dan mempersatukan Salman Al-Farisi bersama Bilal Al-Habsyi, dan Shuhaib Ar-Rumi. Hidayah yang mengantarkan ‘Umar bin Abdul Aziz dan Shalahuddin Al-Ayyubi kepada kegemilangan dan kejayaan Islam dan kaum muslimin. Hidayah yang membawa Abdul Aziz bin Baz, Al-Utsaimin, dan Al-Albani kepada kemuliaan dan kemenangan.

Imam Malik rahimahullah berkata, “Tidak akan baik keadaan generasi akhir umat ini kecuali dengan apa-apa yang memperbaiki generasi awalnya.” Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu mengatakan, “Kami adalah suatu kaum yang telah Allah muliakan dengan Islam. Maka kapan saja kami mencari kemuliaan dengan selain Islam niscaya Allah akan menghinakan kami.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)

Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata, “Hendaklah kamu tetap berjalan di atas jalan kaum salaf/para sahabat Nabi, walaupun orang-orang menolakmu. Dan jauhilah olehmu pendapat-pendapat akal manusia, meskipun mereka menghias-hiasinya dengan ucapan yang manis dan indah.” (lihat Al-Wajiz fil ‘Aqidah, hal. 200)

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Setiap perkara yang pernah aku bicarakan sementara hal itu menyelisihi sunnah/ajaran nabi maka aku akan rujuk darinya, ketika aku hidup dan sesudah aku mati.” (lihat Al-Wajiz fil ‘Aqidah, hal. 201)

Imam Malik rahimahullah juga mengatakan, “Sunnah/ajaran nabi ini adalah perahu Nabi Nuh. Barangsiapa yang menaikinya selamat, dan barangsiapa yang tertinggal/tidak ikut naik di atasnya maka dia pasti tenggelam.” (lihat Al-Wajiz fil ‘Aqidah, hal. 201)


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/nikmat-petunjuk/